
Gelitik JARI : Sastra dan Kontradiksi Bathin
ara filsuf cenderung membawa teori-teori mereka ke dalam sebuah buku (novel). Namun sebuah buku sama sekali tidak dimaksudkan untuk sesuai dengan pendapat Anda. Jadi, Anda harus menahan diri untuk tidak membuat penilaian kritis. Sebaliknya, pertimbangkan: Dunia seperti apa yang ada dalam buku tersebut? Kontradiksi atau bukti nyata apa yang dimiliki dunia ini? Apakah dunia nyata juga seperti ini?
Sastra juga merupakan cara untuk memungkinkan pluralitas dalam pemikiran Anda. Para filsuf berusaha keras untuk mencapai konsistensi logis, sementara sebagai manusia kita sangat tidak konsisten. Novel sering kali menampilkan tokoh-tokoh yang bertentangan dengan dirinya sendiri, seperti tokoh protagonis dan antagonis.
Apakah kita punya waktu untuk membaca novel dengan tenang, sementara dunia terancam menjadi tidak dapat ditinggali?
‘Kita perlu mengambil tindakan, tetapi jika kita hanya berorientasi pada praktik, kita mengabaikan pertanyaan-pertanyaan filosofis. Misalnya saja: gagasan apa tentang manusia yang sebenarnya berperan dalam perdebatan iklim?
Sejak Descartes, manusia memandang dirinya sebagai subjek yang menentang dunia. Saat ini kita kritis terhadap gambaran tersebut: hal tersebut membuat orang membayangkan diri mereka mengendalikan dunia dan menganggap remeh eksploitasi bumi. Narasi baru yang dikemukakan oleh filsuf Bruno Latour , misalnya , adalah bahwa kita hanyalah bagian dari ekosistem yang lebih besar. Hanya hubungan antara manusia, benda, dan hewan yang ada. Hubungan tersebut membentuk diri kita sendiri dan menempatkan kita sejajar dengan orang lain di dunia.
Apakah literatur menawarkan cara-cara alternatif untuk menjadi manusia di masa perubahan iklim?
‘Buku menawarkan cara-cara baru untuk mengorientasikan diri kita. Mereka tidak harus membahas tentang iklim atau ekologi sama sekali. Ambil contoh Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck mengisahkan tentang kisah cinta antara Zainuddin dan Hayati yang tidak bisa bersatu dikarenakan persoalan adat-istiadat Minangkabau dan perbedaan kasta yang menghalangi kisah cinta mereka.
Novel karya ulama dan sastrawan terkenal Buya Hamka ini terdapat nilai moral meliputi: tanggung jawab, tangguh, jujur, sabar, kesadaran solidaritas sosial, nilai religi, dan nilai adat istiadat.
Desember 2024
Gesah Politik Jaringan Aliansi Rakyat Independen
Ade Indra Chaniago – Indra Darmawan